Subscribe to RSS feeds

Wednesday, February 3, 2010

Kau Pergi Jua

Detik 10.08 minit malam, beralun deringan dari Kuala Terengganu yang melebihi 500km jauhnya ke Batu Pahat, Johor, sayup-sayup kedengaran membawa berita pilu... umi Nailah menghembuskan nafas terakhirnya pada jam 9.40 malam, baru sebentar tadi, 2 Februari 2010.

Luruh jiwaku
Berguguran airmataku
Menatap tubuh yang kaku
Pucat dan lesu, beku dan bisu

Tergamam tanpa kata
Kosong tiada bicara
Puluhan mata digenangi kaca
Ingin berkata namun tiada suara

Wajah-wajah suci menjadi kusam
Disirami air mata sepanjang malam
Sudah berminggu bahkan berbulan
Tak tertahan meratap kesedihan

Apa salah anak-anak yang tidak berdosa
Terpaksa menerima kenyataan merentap rasa
Atau inikah ujian dari Yang Maha Kuasa
Moga anak-anak umi Nailah jiwanya tetap sasa
Biarpun tubuh longlai dipanah berbisa

Kak Nailah dalam memoriku
Tidak kulupa kebaikanmu
Jarang kutemui wanita semulia dan setabahmu
Satu dalam seribu
Terlalu cepat masa berlalu
Setelah perpisahan itu
Tak pernah sempat berbicara lagi denganmu
Kita terpisah oleh garisan jarak dan waktu

Lemahnya aku
seharian menangisi pemergianmu
makan dan minum tiada lagi menentu
teringat selalu anak-anakmu
yang kini serba piatu

Namun syukurku
sempat kumenatap wajahmu
sempat kuhadir disisimu
mengusap kulitmu, mencium pipimu
mendengar bisikanmu kian lesu
menatap sendiri saratnya kesakitanmu
tidak tertanggung kepedihan hatiku
meronta jiwaku berhamburan airmataku

Tepat seperti yang dijanjikan
33 hari setelah dia menelefonku
3 hari setelah aku mengunjunginya
kau pergi buat selamanya
meninggalkan anak-anakmu
dan seluruh penderitaanmu
tepatnya janji Tuhan tidak terkurang
atau terlebih walau sesaatpun.

Biarpun sudah melihat sendiri ketenatannya, dalam hati aku masih berharap dan berdoa agar dia akan pulih dan sembuh seperti sedia kala. Aku ingin berbicara lagi dengannya. Tak puas bertemunya. Namun siapalah aku untuk menolak kudrat Tuhan yang Maha Esa. Pabila pemiliknya memanggil namanya, terpaksa kurelakan biarpun berat merasakan. Kak Nailah, kau pergi jua......

Buat Hafsah ... teruskan langkahmu
Abdullah & Bilal ... tabahkan hati, kuatkan semangat memimpin hidup kalian dan adik-adik,
Ilyas ... umi memang tiada gantinya namun mak masih ada dan dapat rasa apa yang anak mak rasa,
Yusuf & Zainab ... iringi airmatamu dengan titipan yassin buat umi dan ayah
Fatimah dan Ahmad ... umi bahagia di syurga.

4 comments:

Anonymous said...

Semoga umi Nailah berada di tempat yang aman sejahtera bersama orang yang beriman.

Munirah said...

Takziah untuk keluarga allahyarham. Semoga tabah.

Syukur said...

Setiap yang hidup pasti mati. Yang hidup terus diuji. Itu sudah janji. Janji dari Ilahi Rabbi.

Sofea said...

Berat mata memandang berat lagi bahu yang memikul.